JERITAN SYAIR BERDARAH
Karya: Panda Potan
Kami tuliskan isi hati
Pada kertas bekas pembungkus nasi
Yang terserak di tempat sampah
Tempat dimana anak-anak Indonesia
Bermain dengan belatung
Dan berlari di atas pecahan kaca
Tanpa alas kaki
Ataupun topi yang melindungi
Dari sengatan panas matahari
Matahari tlah memberikan apinya di mata kami
Untuk membakar ketidakadilan
Mengapa tiba-tiba kamu ketakutan?
Takut hari-harimu tak tenang
Tidurmu gelisah
Kena duri jeritan kami
Yang tersembul dari bawah kasur mewahmu
Dan selimut tebalmu
Kamu marah
Resah
Kasak-kusuk kemana-mana
Mencurangi segala cara
Untuk membungkam jeritan
Kami melihat sejuta alasan
Dibalik pembelokkan
Kotak suara
Panji-panji otorita
Surat kaleng
Coretan dinding
Saluran kritik
Senada bunyi jangkrik
Yang dikebiri
Dan mulut kami hanya boleh
Menyampaikan secuil aspirasi
Lewat jalur resmi
Yang tiada menghasilkan apa-apa
Selain kotoran pada telinga
Kritik kami bagimu
Hanyalah bukti
Pemberontakan kaum urban
Kaum pecundang
Yang terbuang
Yang harus segera dibekap
Atau dibungkam
Dengan gada besi
Atau setumpuk uang
Kami tuliskan uneg-uneg ini
Demi segala keluh kesah
Demi warisan nenek moyang
Jeritan syair-syair berdarah
Pada dinding-dinding trotoar
Di bawah kolong-kolong jembatan
Dimana anak-anak Indonesia
Harus meminum cairan limbah
Dan makan sisa-sisa sampah
Katamu tak ada anggaran
Sementara korupsi kau jadikan lahan
Lalu kau tunjuk kami yang salah
Tentang surat yang tak lengkap dan tidak sah
Tentang sertifikat yang mustahil kami dapatkan
Karena sejak awal kami tak punya kemampuan
Untuk mengurus syarat ini itu
Sedang kau menutup mata
Pura-pura tak melihat tak mendengar
Kau perlakukan bagai hukum rimba
Yang cacat dan tak berguna
Akan terbuang dan terlupa
Namun kami takkan pernah lupa
Penderitaan kami adalah tulisan berjalan
Tentang hidup yang kian terjepit
Di bawah aturan penguasa yang morat marit
Di antara roda-roda kendaraan mewah
Yang menggilas semua teriakan kami
Pada jalan-jalan aspal yang berdebu
Yang bunyi musik dan klaksonnya
Tlah menulikan telingamu
Dan menghentikan airmatamu
#Batam, 101418