CAHAYA MARTIR DI WAJAH PUTRA SANG IBU
Karya : Kakashi DSensei (Po Tan)
Pemberani
Begitulah ia disebut
Martir
Begitulah ia dipanggil
Ia seorang prajurit
Tanpa pangkat apa-apa
Ia diletakkan di barisan paling depan
Tanpa bekal apa-apa
Selain perintah dan pemahaman
Bahwa melalui dirinya
Negara bisa diselamatkan
Ia bahkan berasal dari keluarga miskin
Yang hampir tidak bisa makan apa-apa
Ia bahkan lupa kepada ibunya
Sebab ia tak pernah pulang
Untuk selama-lamanya
Siapa yang dapat memberikannya nafas buatan
Ia kehilangan nafasnya di medan pertempuran
Ia menembakkan peluru-peluru tajam
Dengan teriakan keras
Namun ia menemui maut
Tanpa berkata apa-apa
Darahnya membasahi kertas putih
Yang ditulis oleh para politisi
Darahnya menyuburkan tanah
Yang gersang oleh nafsu tuan tanah
Seisi dunia tercekam
Saat peti jenazahnya datang
Langit ikut menangis pedih
Saat ibunya membelai kepala putranya dengan airmata
Ia yang tak punya apa-apa
Kembali kehilangan satu-satunya harapan
Tak ada yang dapat menghapus airmatanya
Atau menghentikan raungannya
Martir itu
Anakku
Batam, Kepulauan Riau
012220