PETI CINTA SERATUS PURNAMA
DALAM RINAI AKSARA YANG TERLUKA
Karya: Awan Mendung / Kakashi DSensei
Malam masih tertidur lelap saat
Kudiam bersimpuh bagai mayat
Sedang peluhku melukis sungai
Dari kanvas keningku yang merinai
Gamang hatiku merapal rakaat
Tercoret namamu dalam isyarat
Tak henti doa mendaras keluar
Dari tirai bibirku yang bergetar
Memutar kembali semua kenangan
Kala kita bersama menaiki awan
Sambil menikmati sgala keindahan
Memandu hati bertaut tangan
Aku hampir menjadi dewa saat itu
Sebelum langit tiba-tiba runtuh
Terkejut melihat dirimu tlah jauh
Entah sejak kapan kau terjatuh
Kulihat tanganmu melambai sebelum
Angin bengis membawamu kabur
Masih kulihat bibirmu tersenyum
Sebelum akhirnya lelap tertidur
Tidak-tidak teriakku
Kita sudah lama melukis mega
Jangan tinggalkan salju di dadaku
Aku tak sanggup mencairkannya
Seratus purnama telah berlalu
Saat kau pergi untuk selamanya
Getar bibirku mencium peti cintamu
Dalam rinai aksara yang terluka
#Batam, 091718
Note:
Untukmu sayangku
yang terbaring dalam
peti cinta 100 purnama
#KitabAnginSemilir
#CoretanPuisiDiLangitBerawan
#PengelanaSenduDariTanahMelayu