Rabu, 21 November 2018

KEBENARAN DI SEKEPING KACA

KEBENARAN DI SEKEPING KACA

Karya : 🐼 Panda Po Tan

Inilah kisah seorang pencari kebenaran
Yang berjalan menyusuri pelosok bumi
Untuk mencari hakikat kebenaran yang sejati

Sesampainya di hutan ia bertanya
Tuhan, apakah engkau beragama Kristen
Lalu hutan berbicara
Bagaimana mungkin Tuhan beragama kristen
Bukankah Tuhan yang menciptakan agama Kristen

Sesampainya di sungai ia bertanya
Tuhan, apakah engkau beragama Islam
Lalu sungai berbicara
Bagaimana mungkin Tuhan beragama Islam
Justru Tuhan yang menciptakan agama Islam

Sesampainya di laut ia bertanya
Tuhan, apakah engkau beragama Hindu
Lalu laut berbicara
Bagaimana mungkin Tuhan beragama Hindu
Bukankah Tuhan yang menciptakan agama Hindu

Sesampainya di gunung ia bertanya
Tuhan, apakah engkau beragama Buddha
Lalu gunung berbicara
Bagaimana mungkin Tuhan beragama Buddha
Justru Tuhan yang menciptakan agama Buddha

Lalu pencari itu berkata pada dirinya
Kalau Tuhan saja tidak beragama
Lalu kenapa orang-orang di bumi ini
Saling menyombongkan agamanya
Dan mengaku agamanya yang paling benar

Lalu awan datang menjawab
Kebenaran itu seperti sebuah kaca di tangan Tuhan
Yang dijatuhkan pecah berkeping-keping
Dan setiap orang yang mendapatkan pecahannya
Merasa telah memiliki kebenaran yang utuh

Karena merasa kepingan itu dari Tuhan
Ia percaya keyakinannyalah yang paling benar
Sebab jika ia berkaca pada pecahan kaca itu
Dia tidak dapat melihat apa-apa pun juga
Selain dirinya sendiri

#Batam, Kepulauan Riau
111821

JALAN BERTEMU KEBENARAN

JALAN BERTEMU KEBENARAN

Karya: 🐼 Panda Po Tan

Seorang bertanya kepadaku, apakah agamamu, lalu angin membisikkan padaku, jawablah begini,

Aku bukanlah orang Kristen, aku bukanlah orang Hindu, aku bukanlah orang Islam, aku bukanlah orang Buddha,

Mari, keluarlah, keluar dari kotak-kotak yang menghalangimu, dan marilah kita membagi kasih paling murni, yang hanya melihat kemanusiaan, sebagai yang utama

Untuk apa kauhiasi jubahmu begitu indah, namun hatimu tidak tergerak, melihat manusia di sekitarmu yang menderita tak kauhiraukan, karena kaupikir ia tidak masuk dalam golongan kaummu?

Keluarlah dari pandangan sempitmu
Dan dengarkanlah ucapan nabi, bahwa ketika seseorang mendapatkan pencerahan tentang kebenaran, mulutnya akan terjahit, sehingga ia tidak dapat mengatakan kebenaran itu selain dari melakukannya dalam kegiatan sehari-harinya.

Semakin ia mengatakan apa kebenaran itu, semakin kebenaran itu akan lari daripadanya. Jadi, baiklah jika ia membantu menunjukkan jalan kepada orang lain, agar orang itu bertemu sendiri dengan sang kebenaran secara pribadi.

#Batam, Kepulauan Riau
111822

Selasa, 13 November 2018

PENANTIAN YANG TERHENTI


PENANTIAN YANG TERHENTI

Karya: 🐼 Panda Po Tan

Pada gigil paling hening
Aku menggambar liar badai
Pada aksara paling absurd
Tentang darah bunga yang menggelora
Yang seusai pesta di penghujung malam
Tlah menggugurkan mahkotanya
Pun bayangnya kini masih seharum melati
Yang hinggap pada tangkai padi
Lebih jernih dari gemiricik embun teratai
Lebih wangi dari dupa para pemuja pagi

Pada gigil paling hening
Aku berhenti mengejar mimpi
Segala arah angin dan pelangi
Tak memikat lagi

#Batam, Kepulauan Riau
111318

Jumat, 09 November 2018

CINTA DI RUMAH IBADAH

CINTA DI RUMAH IBADAH

Karya: 🐼 Panda Po Tan

Sedang aku berdiri di pinggir jalan, sambil mengamati gedung ibadah yang menjulang tinggi, memandang betapa megahnya rumah ibadah ini penuh cahaya kemewahan yang memancar bak matahari, aku bertanya-tanya apakah ada cinta disana dan apakah makna cinta itu.

Lalu mentari pagi berkata padaku, cinta itu seperti angin badai, ia membelaimu lalu menghempaskanmu hingga berkeping-keping.

Awan pagi menimbrung, bahwa cinta hanya untuk orang-orang yang berbaju bersih, bukan yang berhati bersih. Lihat mereka membeli bunga yang mahal namun memberikan satu sen saja buat pengemis yang mengangkat tangan.

Embun pagi ikut menimpali, cinta hanya untuk orang-orang yang datang dalam cahaya, yang terangnya setara mentari pagi, tiada tempat bagi yang gelap apalagi yang hitam.

Sedang aku memikirkan perkataan-perkataan itu, seekor pipit kecil tiba-tiba hinggap lalu bercuap tentang umat yang berbaju putih namun berhati hitam, dengan bangga mengumumkan besarnya sumbangan yang diberikan, namun sebenarnya berasal dari uang hasil kejahatan. Tentang umat miskin yang dipaksa menyumbangkan persembahan, namun di rumah anaknya menangis karena belum makan. Tentang bapak dan ibu yang memegang tangan anaknya yang sakit tanpa pengobatan sementara sang imam hanya memberikan kata-kata penghiburan sambil menyembunyikan dompetnya.

Belum hilang keterkejutanku saat mawar merah bercerita tentang umat yang masih hidup menderita, sedang  imamnya pergi bertamasya dan meng-upload perjalanannya dengan bangga. Tiada ia mengingat derita umatnya yang harus memeras keringat untuk makan barang sekali dua.

Oh, hatiku semakin hancur tatkala melati putih bercerita tentang satu keluarga yang rumahnya tiada berlampu sedangkan rumah ibadah secerah pelangi, tentang rumah-rumah yang hanya beralas tanah sedangkan gedung ibadah megah dengan batu cadas dan kayu cendana.

Lelah, aku membasuh wajahku sejenak pada sebuah telaga jernih, namun awan putih datang dari selatan dan utara, bercerita tentang satu keluarga yang harus jalan kaki berjam-jam lamanya untuk menuju rumah ibadah, sedang sang imam melewatinya dengan mobil mengkilap seolah tak mau tersentuh debu.

Oh, inikah cinta yang kucari keberadaannya di rumah ibadah,  seperti merak jingga yang ingin menjadi cahaya kecil padahal sayap-sayapnya telah patah. Hatiku semakin miris saat seorang anak yang menangis keras diusir keluar dari rumah ibadah, sedangkan kotbahnya yang lebih keras juga membuat orang-orang menangis mendengar kemunafikannya.

Awan jingga masih berusaha menutup tirai kesatria langit saat anggrek bulan dan kembang sedap malam ikutan bercerita, tentang seorang ibu yang mengadu betapa keras dan mengganggunya suara yang keluar dari speaker rumah ibadah, dan betapa emosinya umat di rumah ibadah itu lalu serentak menghakimi si ibu, kemudian menganiaya dan melempar ibu itu ke penjara.

Cinta di rumah ibadah
Batam, 101118
PuisiMenggugahJiwa

Kamis, 08 November 2018

JANJI ANGGOTA DEWAN

JANJI ANGGOTA DEWAN

Karya:
🐼 Panda Potan

Katamu singgasana dewan
Harus bersikap seperti pelayan
Yang melayani
Masyarakat dengan penuh empati

Katamu menjadi anggota dewan
Harus banyak turun ke bawah
Yang selalu kotor celananya
Karna tak duduk di kursi tetapi di tanah

Katamu istana dewan
Semua rakyat boleh datang
Meski tanpa alas kaki
Atau kemeja lusuh tanpa dasi

Tapi itu tak ada di sana
Semua berpakaian rapi
Tak seorangpun berani tanpa alas kaki
Meja kursi mewah
Dan rakyatmu duduk di bawah
Sedang kursimu begitu tinggi
Dengan jadwal padat penuh gengsi
Tiada waktu berbasa-basi
Selain lima tahun sekali
Dan setelah itu pergi
Tak teraba lagi

#Batam, Kepulauan Riau
081118

Senin, 05 November 2018

MINGGAT

MINGGAT

Karya :  🐼 Panda Potan

Kuingat sudah empat puluh tahun
Aku melihat angin meniduri malam
Menggigil kulit ini diterjang dingin
Juga ruang kamar ini
Dimana dia dan aku kini
Berpakaian kaca tembus pandang
Dan berbagi angan
Tentang indahnya masa depan
Lalu tertawa seperti setan
Terlupa juga jurang penghalang
Toh surga cuma nikmat semalam

Pagi-pagi
Kubaca berita seorang istri gantung diri
Sambil meninggalkan catatan
Yang basah oleh air mata anak-anaknya
Ah.. pasti ini cuma ilusi
Kataku sambil menghibur diri

Pagi masih menguap
Saat mobil kupacu secepat kilat
Sampai di rumah pintu tak terkunci
Kemana hingar-bingar suara anak-anak?
Kini sepi berpacaran dengan sunyi
Di atas meja
Kutemui tergeletak sepucuk surat
Tiba-tiba jantungku tercekat
Kau telah minggat

#Batam, Kepulauan Riau
061118

Sabtu, 03 November 2018

SADARLAH DIK

SADARLAH DIK

Karya: Panda Potan

#pati

Suatu hari dik
Kamu akan tahu
Makna dari hidup bersama
Melebihi janji slalu berdua

Suatu nanti dik
Kamu kan mengerti
Hari-hari cepat berganti
Sebentar saja tlah pergi

Suatu kelak dik
Kamu kan merasa
Apa yang kini kaupunya
Adalah harta paling berharga

Suatu masa dik
Kau kan sadar
Untuk semua yang kautebar
Tiada kebanggaan selain sesal

#Batam, Kepulauan Riau
041118

BERSYUKUR DI AMBANG SENJA

 BERSYUKUR DI AMBANG SENJA Karya: Po Tan / Kakashi DSensei Seberat pelita memendam cahaya Kulipat senja dalam mendung di mata Beringkuk leti...