#CoretanPuisiDiLangitBerawan
SEDINGIN JERUJI TAKDIR
Karya: #KakashiDSensei
Ini minggu ke berapa aku tak ingat lagi
Batu di sekelilingku sudah beku
Sedingin tanah tempatku berbaring
Di luar, hujan menari seperti mabuk
Awan-awan asik berfoto
Dan berdansa dengan riuh
Dalam alunan bunyi gemuruh
Kulihat ibuku tidur dengan tersedu
Sambil mendekap foto bapak
Yang kini mendekap di balik jeruji
Kala berjuang mencari sesuap nasi
Bapak mesti rela menjadi kuli
Dari toke kayu pengerat rakus
Pohon-pohon sekarat jadi tali penjerat
Dibohongi
Bapak terjerumus tanpa dapat membela diri
Kuingat dulu pernah bapak berkata
Nak, besar nanti kamu harus jadi tentara
Biar bisa menjadi pahlawan
Dan menjadi orang yang berguna
Aku hanya mengangguk
Sambil terus menerus terbatuk
Mataku nanar memandang dinding kamar
Ini kali ke berapa aku tak ingat lagi
Kulitku beku sedingin langitku
Bapak, maafkan aku
Ini hari mungkin malam terakhirku
#Batam, 020718
#PuisiMenggugahJiwa
#PenyairSenduDariTanahMelayu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar